Rabu, 23 Januari 2008

Cerita hari ini

Raja Main Catur
Raja Tabistan sedang main catur dengan seorang lelaki bernama Davamand. Tak lama kemudian, Davadman menjalankan buah caturnya dan berteriak. "Skak,"serunya. Raja pun terkalahkan. Raja sangt marah pada Davamand. Ia melempari satu demi satu buah caturnya di depannya ke kepala Davamand. "Makan tuh skakmu," katanya berang. Davamand tetep tenang meski kepalnya tertimpuk buah catur. "Terima kasih yang mulia," katanya menyahut. Rupanya raja tak puas atas kekalahannya. Dia menantang Davamand sekali lagi. Karena tak berdaya, Davamand patuh. Tubuhnya bergetar saat mulai memindahkan buah caturnya. Satu demi satu buah caturnya memakan buah catur raja. Ia kembali menang lagi. Nasmun sebelum sempat meneriakkan skak, ia lari terbirit-birit dan bersembunyi di bawah tujuh lapis permadani. "Hei apa yang kau lakukan. Ada apa ini," seru raja. "Skak, skak, dan skak, Yang Mulia Raja Tabistan."
Terjebak Guci Khurram, tokoh bodoh dari cerita persia satu kali sedang duduk santai pada sore hari yang hangat. Istrinya tiba-tiba menawarkan diri untuk membuatkan masakan istimewa kesukaannya. Makanan itu berupa roti dengan kacang-kacangan di tengahnya. Mendengar tawaran itu Khurram melonjak bangun dari duduknya. "Ah, aku akan membantumu menyiangi kacang," katanya. Dia segera lari ke dapur dan mengambil guci tempat menyimpan kacang. Dia masukkan tangannya tapi tak bisa mengeluarkannya. Tangan nya terjepit leher guci yang sempit. Ia berusaha keras mengeluarkan tangannya dari guci. Semakin keras mengeluarkan tangannya makin sulit. Semakin keras ia menarik, tangannya makin sakit. Dan bukannya bebas, tangannya masih tetap terjepit. Ia mulai kesakiatan dan berteriak memanggil istrinya. Tapi, pertolongan istrinya tak membantu. Istrinya berteriak memanggil tetangga dan tetangga berdatangan. Mereka melihat tubuh Khurram basah oleh keringat dingindan wajahnya memerah menahan sakit. Salah seorang yang tak pernah di kenal menawarkan diri membantu. " Kau harus menuruti kata-kataku. Tak boleh membantah sedikitpun." Karena putus asa, khurram yang semula enggan mnerima saran orang lain bersedia. "Asal tangan ku bisa bebas dari leher guci ini, apapun kata-katamu akan aku ikuti." "Sekarang masukkan tanganmu lebih dalam ke guci." Khurram protes karena ia sedang ingin mengeluarkan tangannya dari guci dan bukan mendorongnya makin dalam. Namun ia mengikuti perintah orang tertsebut. "Sekarang buka genggamanmu," kata pria itu. "Bagaimana dengan kacang yang aku ambil," kata Khurram. "Pokoknya lepaskan saja." Khurram menurut. Pria itu juga menyuruh khurram mengecilkan genggaman tangannya hingga sermuanya keluar. "Sekarang bagaimana aku bisa mengeluarkan kacang," kata Khurram. Pria itu membalikkan guci dan keluarlah kacang yagnm diminta Khurram. "Ah, hebat sekali. Apakah kau pesulap."
Kisah Segantang kacang dan cuka
Suatu hari seorang tukang sepatu sakit perut. Perih pada lambung membuat ia merasa panas dingin. Ia berlari menuju dokter terdekat. Setelah memeriksa secara keseluruhan dokter tak menemukan sumber rasa sakit. Karena itu ia tak dapat merekomendasikan obat bagi tukang sepatu yang sedang kesakitan. Namun, tukan gsepatu memohon, "Tak adakah obat untuk sakitku ini?" ujarnya. "Sayang sekali, saya tak bisa menolong," kata dokter itu. Dengan harapan menahan nafaas , tukan gsepatu itu berkata,"Kalau begitu saya hanya punya satu harapan. Saya akan memasak segantang buncis dengan satu gentong cuka dan memakannya sekaligus. Mungkin itu menjadi santapan malam terakhir." Dokter terperanjat mendenganr jawaban tersebut. Sembari mengangkat bahu ia pun berujar,"Saya tak yakin dengan idemu. Tapi jika kau berfikir cara itu berhasil lakukanlah." Semalam dokter itu berjaga. Ia menunggu tukang kayu datang mengetuk pintunya karen salah makan obat. Betapa terkejutnya ia melihat tukang kayu itu esok hari datang dengan wajah cerahtanpa keluhan. Lantas dokter itu menulis dalam catatan hariannya,"Hari ini, seorang pasien datang dan saya tak bisa menyembuhkan penyakitnya. Ia sembuh setelah makan segantang kacang dengan segenong cuka." Beberapa hari berselang, dokter itu didatangi seorang penjahit. Keluhannya sama persis dengan tukang kayu. Karena itu dokter kembali mengatakan tak bisa menyembuhkannya. Tapi kali ini ia memberi tahu tindakan yan gdilakukan tukang kayu. "Saya tak bissa membuatkan resep obat karena tak tahu sumber penyakit n gkau derita. Tapi, beberapa hari lalu ada pasien dengan keluhan sama. Ia sembuh setelah makan segantang kacang dan segentong cuka. Mungkinn kau mau mencoba." Penjahit pulang ,elakukan sebagaimana yang diceritakandokter. Malam harinya, ia harus kembali ke dokter itu dengan rasa sakit yang lebih hebat. Dokter itu menulis lagi dalam catatn hariannya. "Hari ini penjahit datang dengan keluhan yang sama. Tapi, ia hampir sekarat setelah makan segantang kacang dan segentong cuka."
Tiga Ikan Tiga ekor ikan hidup di sebuah kolam.
Satu terbilang cerdas, satu setengah cerdas dan satu lagi tidak cerdas. Ketiganya hidup rukun dan selalu seiring sejalan dimanapun dan kapan pun mereka berada. Suatu hari seorang nelayan datang kekolam mereka. Noddy, nama si nelayan itu membawa jaring penangkap ikan. Ikan cerdas melihatnya dari balik air. Berdasarkan pengalaman, kisah-kisah yang pernah ia dengar serta kecerdasannya dia memutuskan untuk segera bertindak. "Ada beberapa tempat persembunyian dikolam ini,"bisiknya dalam hati. "Saya akan pura-pura mati." Dia berkonsentrasi, mengumpulkan tenaga dan melompat keluar kolam dan mendarat di kaki Noddy. Nelayan itu kaget setengah mati. Ikan cerdas terus menahan nafas. Menduga ikan itu telah mati, Noddy melempar ikan itu ke kolam. Ikan ke dua, setengah cerdas, tidak pahami apa yang terjadi. Dia berenang mendekati ikan cerdas dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. "Sederhana saja, " kata ikan cerdas, "saya pura-pura mati dan dia melemparku kembali ke air." Setelah paham, ikan setengah cerdas itu melompat dan jatuh ke dekat kaki nelayan. "Aneh," Noddy berpikir, "ikan-ikan kok melompat keluar ya." Karena setengah cerdas ikan ke dua lupa untuk menahan napas. Nelayan menduga dia masih hidup. Ikan dipungut dan dimasukkan ke kantung ikannya. Nelayan Noddy mendekat ke tepi kolam. Karena masih bingung dia lupa menutup kantung ikan. Melihat peluang terbuka, ikan ke dua segera melompat dan jatuh kembali ke kolam. Dia senang dan segera menuju persembunyian ikan pertama. Kini, giliran ikan ketiga. Karena tidak cerdas dia tidak bisa berbuat banyak. Dia bertanya dan mendapat dua versi keterangan yang berbeda, hanya saja dia menangkap ada persamaan bahwa pentingnya agar tidak bernafas agar diduag mati. "Terima kasih, sekarang saya paham kenapa kalian selamat," ungkap ikan ketiga pelan. Dengan susah payah dia berusaha melompat keluar. Setelah beberapa kali akhirnya berhasil juga mendekati tanah disamping Noddy. Kini Noddy kesal udah dua kali ikan lolos karena dia ceroboh . Tanpa pikir panjang ikan ketiga di masukkan ke kantong ikan dan menutupnya. "Mati atau masih hidup tidak penting lagi. Semuanya sama-sama halal kok." Nelayan pulan gmembawa ikan ketiga kerumah. Entah karena terlalu lama menahan nafas atau karena bodohnya, ikan ketiga benar-benar tewas. Dua temannya yang cerdas dan setengah cerdas kembali hidup tenang di kolam bebas.
Uji kecerdasan dan ketajaman
Raja Amar Singha suatu hari ingin merekrut dua orang di kerajaannya. Dia ingin orang itu cerdas dan terpercaya. Siapa pun terbuka menduduki jaban itu asal memenuhi persyaratan: cerdas dan pandai membedakan beberapa benda yang mirip. Untuk itu ia dia menyiapkan arca emas yang punya berat dan penampilan yang sama. Rana Roy, orang dalam dan dikenal cerdas dan tajam pemikirinnya, maju. Setelah diamati beberapa saat dia tdakmenemukan satu pun perbedaan. "Semuanya mirip. Saya tak menemukan perbedaannya. Ketiganya sama-sama bernilai." Suatu hari, datang seorang anak muda. Namanya Furqon. Dia konon manatan orang terpenjara gara-gara ketajaman lidahnya. Tiga patung emas itu kembali dihadirkan. Furqon tampak mengamatinya dengan cermat dan hati-hati. Setelah beberapa saat, di tertarik mengmati lubang kecil di bagian telinga arca pertama. Dengan kawat perak, di amenusuk lubang telinga arca samapai sedalam-dalamnya. Arca ternyata mempunyailubang telinga yang tersambung dengan hanya sampai rongga mulut. Yang kedua ternyata sampai menembus ke telinga sebelahnya. Yang ketiga lubang telinganya samapai masuk ke bagian perut. "yang mulia," kata furqon, "dengan izin Allah saya bisa memecahkan teka-teki arca ini." "Oh, ya. Coba jelaskan," jawab raja. Dengna tenang dan lantang, Furqon pun menjelaskan satu persatu perbedaan masing-masing arca serta teka-tekinya. "Arca pertama mengingatkankita pada orang yang hobbynya membicarakn apa yang dia dengar." Arca kedua,jelasnya menggambarkan orang yang apatis,ndableg dan sulit menerima nasihat. Apa yang dia dengar hanya masuk telinga kanan dan kemudian keluar telinga kiri. Tak ada nasihat yang membekas pada dirinya. Yang ketiga adalah orang yang suka menjaga amanah. Dia seperti orang yang selalu menjaga telinga dan mulutnya. Tak semua yang dia dengaraka di keluarkan, kecuali ada manfaatnya. Dia juga pandai menjaga rahasia. Apa yang didengarnya disimpanny. Ia berkata jika melihat kemaslahakatan atau bicara yang bisa mencegah kemudharatan. Untuk mencari orang kepercayaan,sekarang anda timbang mana yang hendak dipilih. Orang yang tidak bisa menjaga lidah? Orang yang menganggap kata-kata itu sama dengan angin yang berhembus tanpa makna? Atau orang yang pandai menjaga lisan dan telinga, serta amanat terhadap tanggungjawabnya ?

Tidak ada komentar: